Pemahaman indvidu adalah merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Aiken (1997) pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah gangguan yang ada pada individu atau kelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, teknik projektif, dan beberapa jenis tes.
Pengumpulan Data
1. Prinsip Pengumpulan Data
- Kelengkapan data. Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu a) Data potensi dan data kekuatan atau kecakapan-kecakapan yang dimiliknya; b) Aspek intelektual, sosial, emosional, fisik dan motorik; c) Kebutuhan; d) Tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi; dan e) Karakteristik permanen ataupun temporer.
- Relevansi data. Data yang dihimpun hendaknya data yang sesuai atau relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
- Keakuratan data. Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data. Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data ini, yaitu validitas data, validitas instrumen , proses pengumpulan data yang benar, dan analisis data yang tepat
- Efisiensi penyimpanan data. Data yang telah diolah selanjutnya disimpan dengan baik.
- Efektivitas penggunaan data. Data yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling.
- Kecakapan, mencakup a) kecakapan potensial yang diperoleh secara heriditer (pembawaan dari lahir) seperti kecerdasan dan bakat; b) kecakapan aktual yang menunjukan pada aspek kecakapan yang dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga, seperti prestasi belajar, keterampilan, dll.
- Kepribadian, meliputi a) fisik dan kebebasan; b) psikis; c) kegiatan ekstrakurikuler; d) keunggulan-keunggulan dalam bidang akademik, keagamaan, olahraga, kesenian, keterampilan, sosial, dll; e) pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih; f) latar belakang; g) agama dan moral; dan h) lingkungan masyarakat.
Pemahaman individu
siswa dapat dilakukan melalui beberapa suber, yaitu:
- Siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
- Orang tua siswa atau keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
4. Aspek-Aspek yang
Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data
meliputi pokok-pokok data tentang berbagai hal seluruh data itu perlu dihimpun
dan disusun menurut suatu sistem yang jelas, sehingga pemasukan dan
pengeluarannya (untuk dipakai) dapat dilakukan dengan mudah dan tetap
terpelihara. Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data
pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, misalnya meliputi a) identitas
pribadi; b) latar belakang rumah dan keluarga; c) kemampuan mental, bakat, dan
kondisi kepribadian; d) sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata
pelajajaran; e) hasil tes diagnostic; f) sejarah kesehatan; g) pengalaman ekstrakurikuler
dan kegiatan di luar sekolah; h) minat dan cita-cita pendidikan dan
pekerjaan/jabatan; i) prestasi khusus yang pernah diperoleh; j) deskripsi
menyeluruh hasil belajar siswa setiapa kelas; k) sosiometri setiap kelas; dan
l) laporan penyelenggaraan diskusi/belajar kelompok. Selain itu, himpunan data
juga memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot,
hasil inventori khusus, misalnya tentang masalah-masalah yang dialami, sikap
dan kebiasaan belajar, serta pelayanan yang pernah diterima masing-masing
siswa.
5. Hal-Hal yang
Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
- Materi himpunan data yang akurat dan lengkap sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
- Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis. Oleh karena itu, data dalam kumpulan data harus selalu baru dengan menambahkan data baru dan menanggalkan data lama yang sudah tidak relevan lagi.
- Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu.
- Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.
- Mengingat bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan.
6. Manajemen dan
Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif
diarahkan oleh data. Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan
dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer.
Guru BK harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.
Kemajuan perkembangan peserta didik dapat dimonitori dari: prestasi belajar,
data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan
tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.
Teknik
Pemahaman
- Pemberian Instrumen. Beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian guru BK dalam penerapan instrumentasi bimbingan dan konseling yaitu a) instrumen yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan; b) guru BK bertanggung jawab atas pemilihan instrument yang akan dipakai, monitoring pengadministrasiannya dan skoring; c) pemakaian instrument harus dipersiapkan secara matang; d) pemahaman terhadap klien hendaknya tidak hanya berasal dari data tunggal yang dihasilkan oleh tes saja; dan e) tes dan berbagai instrumen hanya sekedar alat bantu. Instrumen bimbingan dan konseling meliputi instrument tes maupun nontes.
- Teknik Wawancara, yaitu teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden. Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu wawancara pengumpulan data, wawancara konseling, wawancara disiplin, dan wawancara penempatan.
- Observasi. Ciri-ciri observasi yaitu a) dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu; b) direncanakan secara sistematis; c) hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan; dan d) perlu diperiksa ketelitiannya. Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis yaitu observasi sehari-hari, observasi sistematis, observasi partisipatif, dan observasi non-partisipatif.
- Studi Kasus, yaitu teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari berbagai pihak.
- Konferensi Kasus, yaitu suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau beberapa murid yang mempunyai masalah.
Referensi : Makalah kelompok 5
Effendi, R. & Malihah, E. 2011.
Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV.
Maulana Media Grafika.
Nurihsan, A. J. 2006. Bimbingan &
Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukardi, Dewa Ketut dan Desak
P.E. Nila Kusmwati. 2008. Proses
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Supriatna, M. 2013. Bimbingan dan
Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers.
Surya, M. 2009. Psikologi Konseling.
Bandung: Maestro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar